Makalah Biaya Taksiran | Akutansi Biaya


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi Biaya ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk lebih memahami tentang Akuntansi Biaya, khususnya didalam Sistem Biaya Taksiran.
Pada kesempatan kali ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman, serta seluruh pihak yang telah ikut membantu guna penyelesaian makalah ini. Kami sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran khususnya dari dosen pembimbing guna perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan dimengerti serta bisa bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa.
                                                                                                   Malang, 12 Desember 2018


                                                                                                                           Penulis







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..         i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….         ii
BAB I             PENDAHULUAN…………………………………………….        1
1.1  Latar Belakang……………………………………………..        1
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………..       1
1.3  Tujuan ……………………………………………………....      1
BAB II            PEMBAHASAN………………………………………………..      2
                        2.1 Definisi Sistem Taksiran…….……………………………...       2
2.2 Tujuan Penggunaan Sistem Biaya Taksir……………...........      2
2.3 Penentuan Biaya Taksiran…………………………………..       3
2.4 Prosedur Akuntansi Dalam Sistem Biaya Taksiran…………      5
2.5 Penyelesaian Study Kasus Mengenai Sistem Biaya Taksiran.      7
BAB III          PENUTUP………………………………………………………      10
                        3.1 Kesimpulan………………………………………………….      10
                        3.2 Saran…………………………………………………………     10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………    11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sistem biaya taksiran merupakan bagian dari pembelajaran cabang akuntansi. Aplikasi dan perhitungan dalam sistem biaya taksiran akan digunakan sebagai dasar untuk mencatat harga pokok atau biaya kedalam rekening buku besar, selain itu system biaya taksiran juga untuk biaya yang diperlukan yang benar-benar jadi, dan juga untuk menguji selisih biaya yang timbul taksiran dengan biaya yang nyata. Karenanya, biaya taksiran dapat dijadikan sebagai jawaban dalam pengambilan keputusan oleh manajemen.
Manajemen sering kali memerlukan data biaya, baik mengenai sifat maupun jumlahnya, sebelum produksi dilakukan atau sebelum kontrak  penjualan disetujui. Harga pokok produk perlu dihitung lebih dahulu untuk tujuan penetapan harga jual, untuk tujuan penyediaan sumber-sumber keuangan yang dibutuhkan guna melaksanakan produksi, atau untuk tujuan pengendalian biaya.
1.2  Rumusan Masalah
 Berdasarkan uraian latar belakang yang dibahas sebelumnya, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         Apa definisi dari Sistem Biaya Taksiran?
2.         Apa tujuan penggunaan Sistem Biaya Taksiran?
3.         Bagaimana cara penentuan Biaya Taksiran?
4.         Bagaimana prosedur akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran?
5.          Bagaimana contoh penyelesaian mengenai study kasus penyajian system biaya taksiran.
1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         Mengetahui definisi dari Sistem Biaya Taksiran
2.         Mengetahui tujuan penggunaan Sistem Biaya Taksiran
3.         Mengetahui cara penentuan Biaya Taksiran
4.         Mengetahui prosedur akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran
5.         Mengetahui cara penyelesaian mengenai penyajian system biaya taksiran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem Taksiran
Biaya Taksiran (estimaled cost) merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan dimuka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilaksanakan. Sistem Biaya Taksiran adalah system akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-biaya yang ditentukan dimuka dalam menghitung harga pokok produk yang diproduksi.
Dalam system biaya taksiran, dasar yang dipakai dalam penentuan norma fisik yang terbatas pada pengalaman produksi masa lalu. Jika terjadi penyimpangan dari norma fisik tersebut, masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetukan sebab-sebabnya, apakah karena terjadi pemborosan, penghematan, atau karena kesalahan dalam penaksiran norma fisiknya yang dilakukan sebelumnya.
2.2 Tujuan Penggunaan Sistem Biaya Taksiran.
Menurut Mulyadi dalam buku akuntansi biaya tujuan penggunaa system biaya taksiran adalah:
a.    Untuk jembatan menuju system biaya standar.
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan: penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya, dan analisis biaya untuk pengambilan keputusan. Seringkali system biaya taksiran digunakan sebelum biaya standar dapat digunakan. Penggunaan system biaya taksiran sebagai jembatan menuju system biaya standar mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1.         Melatih karyawan dalam menggunakan system biaya standar karena adanya beberapa kesamaan diantara kedua system tersebut.
2.         Menyesuaikan karyawan secara bertahap terhadap system yang baru, agar terpelihara hubungan yang baik dengan karyawan.
b.    Untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian system biaya standar.
Dalam perusahaan-perusahaan tertentu, pemakaian system biaya taksiran lebih ekonomis dibandingkan dengan system biaya standar. Dalam perusahaan kecil, biaya penentuan biaya standar merupakan beban berat dan pada umumnya manajemen belum membutuhkan system pengendalian biaya yang sangat seksama. Dalam perusahaan yang seringkali menglami perubahan produk atau produksi, waktu dan biaya yang diperlukan untuk penentuan biaya stamdar sangat besar, sehingga pemakaiaan system biaya standar tidak ekonomis.
c.    Untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan.
Banyak perusahaan menggunakan system biaya taksiran sebagai alat pengendalian biaya dan sebagai dasar untuk menganalisis kegiatan-kegiatannya. Meskipun biaya taksiran bukan merupakan biaya yang seharusnya (mengingat cara penentuannya), namun perbandingan antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran dapat memberikan petunjuk mengenai terjadinya pemborosan sehingga dapat dipakai sebagai dasar perbaikan kegiatan.
d.    Untuk mengurangi biaya akuntansi.
Penghematan biaya akuntansi dengan pemggumaan system biaya taksiran sangat terasa jika perusahaan menghasilkan banyak macam produk atau jika produk
(keluarga produk) diolah melalui banyak departemen atau pusat biaya. Biaya akuntansi dapat dikurangi sebagai akibat dari tidak diperlukannya kartu persediaan bahan baku, bahan penolong, produk dalam proses, dan produk jadi untuk mencatat mutasi persediaan dengan menggunakan metode mutasi persediaan (perpectual inventory methode). Tetapi jika perusahaan menghendaki digunakannya metode mutasi persediaan, semua kartu persediaan produk dalam proses dan produk jadi hanya digunakan untuk mencatat kwantitas fisik saja.
2.3 Penentuan Biaya Taksiran
Cara menetukan biaya taksiran biasanya adalah dengan memecahnya menjadi tiga unsur biaya, yaitu sebagai berikut:
1.    Biaya bahan baku
2.    Biaya tenaga kerja langsung
3.    Biaya overhead pabrik
Biaya taksiran bisa ditentukan atas dasar data masa lalu, dari perhitungan, dari rumus matematis, atau secara sederhana dengan taksiran. Biaya taksiran untuk setiap produk yang diproduksi pada masa produksi.
Dalam penentuan biaya taksiran, biaya bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk-produk khusus perlu dilakukan penaksiran jumlah masing-masing bahan baku yang dibutuhkan dan taksiran harga masing-masing.
Penaksiran bahan baku akan digunakan dalam setiap satuan produk sesuai spesifikasi, percobaan, atau data masa lalu. Penaksiran bahan baku yang dapat digunakan untuk membeli barang dalam jangka waktu tertentu atau jika barang-barang harus dikirim dari waktu ke waktu dan harga yang sesuai untuk harga yang sama. Dalam penentuan taksiran biaya tenaga kerja, harus lebih dahulu untuk kegiatan-kegiatan, karena jam tenaga kerja oleh karyawan setiap orang dan jenis pekerjaannya. Dalam menentukan jumlah jam tenaga kerja yang harus diperhitungkan juga waktu persiapan produksi, penanganan material, perbaikan mesin, dll. Taksiran biaya tenaga kerja untuk hasil kali taksiran jumlah jam kerja untuk menghasilkan setiap satuan produk dengan tarif biaya tenaga kerja.
Taksiran biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik diperlukan pemisahan ke dalam unsur tetap dan variable. Biaya overhead variable ditaksir dengan melihat hubungan biaya tersebut dengan produksi, dengan anggapan bahwa terdapat hubungan yang konstan diantara jumlah produksi dengan biaya yang dikeluarkan. Biaya overhead pabrik ditaksir dengan cara memperhatikan masing-masing unsur biaya overhead pabrik tetap yang bersangkutan seperti biaya depresiasi mesin, ditaksir dengan memperhitungkan jumlah mesin yang dimiliki sekarang dengan memperhitungkan rencana investasi serta rencana pemberhentian pemakaian mesin yang akan terjadi dimasa datang. Penaksiran jumlah asuransi tergantung kepada kemungkinan perubahan polis asuransi yang diperkirakan akan terjadi dalam periode pemakaian biaya taksiran. Gaji pengawas pabrik dapat ditaksir dengan melihat rencana gaji yang akan dibayarkan kepada pengawas tersebut. Dengan demikian taksiran biaya overhead pabrik tetap merupakan jumlah taksiran masing-masing unsur biaya overhead pabrik tersebut.
2.4 Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran.
Dalam system biaya taksiran rekening barang dalam proses didebit dengan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dan dikredit sebesar hasil kali jumlah produk selesai dan produk dalam proses dengan biaya taksiran per satuan. Karena harga pokok produk jadi yang masuk ke gudang dihargai dengan biaya taksiran, maka pada saat dijual harga pokok penjualannya adalah sebesar hasil kali jumlah produk yang dijual dengan biaya taksiran persatuan. Selisih diantara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung dengan cara mencari saldo rekening barang dalam proses dan dipindahkan ke rekening selisih.
2.4.1 Prosedur Pencatatan Biaya Bahan Baku
Jika metode mutasi persediaan dipakai, pembelian bahan baku dicatat dengan jurnal:
Persediaan bahan baku                                      Rp xxxx
               Utang dagang                                                              Rp xxxx
Atas dasar bukti permintaan barang, dicatat pemakaian bahan baku dalam kartu persediaan. Jurnal pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut:
Barang dalam  proses-Biaya bahan baku          Rp xxxx
               Persediaan bahan baku                                               Rp xxxx
2.4.2 Prosedur Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja yang meliputi upah, biaya kesejahteraan karyawan, dan biaya lain-lain untuk karyawan yang sesungguhnya terjadi dalam suatu periode dijurnal sebagai berikut:
Barang dalam proses-Biaya tenaga kerja          Rp xxxx
Biaya administrasi dan umum                           Rp xxxx
Biaya Pemasaran                                                Rp xxxx
               Gaji dan upah                                                              Rp xxxx

2.4.3 Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik
Dalam system biaya taksiran, biaya overhead pabrik dapat dicatat dengan menggunakan beberapa metode yang salah satunya adalah sebagai berikut:
Contoh:
Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode tertentu. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya               Rp xxxx
               Persediaan suku cadang                                              Rp xxxx
               Akumulasi depresiasi aktiva tetap                              Rp xxxx
               Kas                                                                              Rp xxxx
Pada akhir periode, biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi selama periode tertentu dibebankan kepada produk dengan jurnal sebagai berikut:
Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik    Rp xxxx
               Biaya overhead pabrik sesungguhnya                        Rp xxxx
 2.4.4 Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi dan BDP
Harga pokok produk jadi dihitung dengan cara mengalikan kuantitas produk jadi yang dihasilkan selama satu periode dengan biaya taksiran per satuan produk. Harga pokok produk yang masih dalam proses pada akhir periode dihitung dengan cara mengalikan unit ekuivalensinya dengan biaya taksiran per satuan produk. Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi dan produk yang masih dalam proses akhir periode adalah sebagai berikut:
Persediaan produk jadi                                      Rp xxxx
Persediaan produk dalam proses                       Rp xxxx
               BDP-BBB                                                                   Rp xxxx
               BDP-BTK                                                                   Rp xxxx
               BDP-BOP                                                                   Rp xxxx

2.4.5 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual
Harga pokok penjualan dihitung dengan cara mengalikan jumlah produk yang terjual dengan biaya taksiran per satuan produk. Jurnal pencatatan harga pokok produk yang dijual adalah sebagai berikut:
Harga pokok penjualan                                      Rp xxxx
               Persediaan produk jadi                       Rp xxxx
 2.4.6 Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya
Penentuan selisih biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya tergantung pada metode pencatatan biaya overhead pabrik. Mengambil metode pencatatan biaya overhead pabrik yang dibahas sebelumnya maka selisih antara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung dengan mencari saldo rekening BDP. Selisih tersebut ditransfer ke rekening selisih dengan jurnal sebagai berikut:
Selisih                                                                Rp xxxx
               BDP-BBB                                                                   Rp xxxx
               BDP-BTK                                                                   Rp xxxx
               BDP-BOP                                                                   Rp xxxx
2.5 Penyelesaian Study Kasus Mengenai System Biaya Taksiran
  PT Angkasa memproduksi satu macam produk melalui satu tahap pengolaha. Perusahaan menggunakan system biaya taksiran, dan biaya taksiran per kilogram produk adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku            2kg      @Rp 10                       Rp 20
Biaya tenaga kerja            1 jam   @Rp 30                       Rp 30

           Biaya overhead pabrik     1 jam   @Rp 40                       Rp 40

Biaya taksiran per kilogram                                             Rp 90

Data kegiatan perusahaan dalam bulan Januari 2017 adalah sebagai berikut:
1.    Persediaan pada awal bulan Januari 2017
a)         Harga pokok persediaan bahan baku sebesar Rp 20.000
b)        Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 3000 dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: biaya bahan baku 100%; biaya konversi 60%. Harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses ini dihitung sebagai berikut:
BBB                     100% x 3.000 x Rp 20                        Rp 60.000
BTK                     60%   x 3.000 x Rp 30                        Rp 54.000
                   BOP                     60%   x 3.000 x Rp 40                        Rp 72.000

JUMLAH                                                                        Rp 186.000.000
c)         Persediaan produk jadi 500 kg
2.    Kegiatan selama bulan Januari 2017
a.         Pembelian bahan baku sebesar Rp 660.000.
b.         Jurnal jam tenaga kerja sesungguhnya sebesar 34.500 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 925.000
c.         BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif per jam kerja langsung sebesar Rp 40.000. BOP sesungguhnya yang terjadi dalam bulan Januari berjumlah Rp 1.261.000
d.         Produk jadi yang ditransfer ke gudang selama bulan Januari berjumlah 35.500 kg
e.         Produk jadi dijual dengan harga jual Rp 100.000  per kg
3.    Persediaan pada akhir bulan Januari 2017
a.         Harga pokok persediaan bahan baku yang ditentukan dengan metode FIFO sebesar Rp 40.000
b.         Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 2500 kg dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: BBB 100%; biaya konversi 20%;
c.         Persediaan produk jadi berjumlah 1000 kg
Atas dasar data diatas, jurnal-jurnal pencatatan yang dibuat dalam system biaya taksiran adalah sebagai berikut:
1.         Jurnal pembelian bahan baku:
       Pembelian                                    Rp 660.000
            Utang dagang                                                  Rp 660.000
2.         Jurnal pencatatan biaya bahan baku yang sesungguhnya dipakai:
       BDP-BBB                                    Rp 640.000
       Persediaan bahan baku                Rp  40.000
            Persediaan bahan baku                                   Rp  20.000
            Pembelian                                                       Rp 660.000
3.         Jurnal Pencatatan biaya tenaga langsung sesungguhnya:
       BDP-BTK                                    Rp 925.000
            Gaji dan Upah                                                 Rp 925.000
4.         Jurnal pencatatan BOP yang dibebankan pada produk
       BDP-BOP                                    Rp 1.380.000
            BOP yang dibebankan                                                Rp 1.380.000

5.         Jurnal pencatatan BOP sesungguhnya yang terjadi selama bulan Januari
       BOP sesungguhnya                      Rp 1.261.000
            Berbagai macam rekening yang dikredit        Rp 1.261.000

6.         Jurnal penutupan rekening BOP Pabrik yang dibebankan ke rekening BOP pabrik sesungguhnya.
BOP yang dibebankan                 Rp 1.380.000
     BOP pabrik sesungguhnya                              Rp 1.380.000

7.         Jurnal pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang.
Persediaan produk jadi                Rp 3.195.000
     BDP-BBB                                                       Rp  710.000
     BDP-BTK                                                       Rp 1.065.000
     BDP-BOP                                                       Rp 1.420.000
8.         Jurnal pencatatan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir bulan Januari 2017.
Persediaan Produk dalam proses Rp 85.000
     BDP-BBB                                                       Rp 50.000
     BDP-BTK                                                       Rp 15.000
     BDP-BOP                                                       Rp 20.000




















PENUTUP
3.1 Kesimpulan
System biaya taksiran adalah system akuntansi biaya produksi yang menggunakan bentuk biaya yang ditentukan dimuka dalam menghitung biaya produksi. Tujuan penggunaan system biaya taksiran ini adalah sebagai jembatan antara system biaya sesungguhnya system biaya standart, untuk menghindari biaya yang relative besar dalam pemakaian system biaya standart, untuk pengendalian biaya dan analisis kegiatan, dan untuk mengurangi biaya akuntansi.
System akuntansi biaya taksiran dilaksanakan dengan mendebit rekening barang dalam proses dengan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dan mengkredit rekening tersebut dengan biaya taksiran yang melekat pada produk jadi yang ditransfer ke gudang dan persediaan produk dalam proses. Selisih antara biaya produksi sesungguhnya dengan biaya produksi taksiran dihitung dengan mencari selisih pendebitan dengan pengkreditan rekening barang dalam proses. Selisish tersebut dapat diperlakukan sebagai berikut: ditutup kerekening harga pokok penjualan atau rekening rugi laba, dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam periode yang bersangkutan, dibagikan secara adil ke rekening-rekening (persediaan produk dalam proses, persediaan produk jadi, dan harga pokok penjualan, atau membiarkan selisih-selisih tersebut tetap dalam rekening selisih, sehingga rekening ini berfungsi sebagai deffered account).
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi penulisan maupun pembahasan, karena masih terbatasnya pengetahuan yang kita miliki serta kurangnya rujukan yang kita dapat yang berhubungan mengenai pembahasan makalah ini.
Kami berharap pembaca yang budiman khususnya dosen pengampu berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi perbaikan dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi ke 5. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,1989.

Komentar